Jan 10, 2010

Catatan Perjalanan Pelantikan PRIMORDIA #1

Catatan Perjalanan Pelantikan PRIMORDIA
Alhamdulillah telah menjadi seorang pers. Walaupun baru magang, yang penting usaha dulu.

1st, We will fight…together. Even small people with strong heart can beat the Kingdom.
Pelantikan anggota baru PRIMORDIA FAPERTA UGM berlangsung di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Di dekat Waduk Cengklik, perbatasan Boyolali-Solo. Pelantikan berlangsung lancar – lancar saja. Meskipun budaya ngaret juga masih berjalan lancar. Acara berlangsung selama 2 hari, dari tanggal 12-13 Desember 2009. Peserta berjumlah 16 orang dengan panitia yang melebihi jumlah itu.
Hari pertama, peserta diberangkatkan dari kampus pertanian tercinta dengan bus kota. Sebelum ke tempat pelantikan, kami terlebih dulu mengunjungi Kantor Produksi Kedaulatan Rakyat di Jalan Jogja-Solo. Di sini kami mendapat informasi tentang sejarah surat kabar, cara memproduksi surat kabar, mengetahui mesin cetak surat kabar kuno yang antik dan masa kini yang super cepat, juga dapat kesempatan difoto fotografer KR dan masuk Koran KR hari Selasa 15 Desember (Asyik masuk koran..).
“Photo: Forget-Old-Not”

Shalat duhur di masjid KR, lalu perjalanan diteruskan ke tempat tujuan dari kantor KR memakan waktu sekitar 1 jam karena arus lalu lintas cukup padat. Sesampainya di tujuan, kami menempati rumah kosong yang sudah disiapkan panitia dan bersebelahan dengan rumah pemilik rumah. Baru saja turun dari bus, sengatan dan panas matahari terasa begitu menyiksa. Untunglah sang pemilik rumah baik hati dan memberikan seceret es teh yang begitu menyegarkan. (Alhamdulillah.. terima kasih pak y)
Setelah istirahat dan mengkondisikan diri, kami makan siang dengan makanan yang sudah disiapkan oleh pemilik rumah. Kemudian sholat asar di masjid baru yang hanya berjarak tidak lebih dari 20 meter dari rumah. Dilanjutkan sharing dengan “sesepuh” PRIMORDIA, yaitu Mbak Aster. Sharing dimulai dengan perkenalan masing – masing peserta, lalu alasan kenapa masuk PRIMORDIA dan ingin masuk ke bagian mana. Sharing yang dilakukan lesehan di atas tikar dan di bawah rimbunnya pohon, ditambah sepoi angin sore menambah keeratan masing – masing.
Sharing selesai dilanjutkan dengan mandi dan solat maghrib berjamaah bersama warga setempat. Lalu makan malam dan solat isya’. Setelah shalat isya’ di masjid yang lumayan sepi, ada ramah tamah dan diskusi dengan warga setempat. Ramah tamah dihadiri Bapak Ketua RT dan 3 orang yang bekerja sebagai petani dan petani tambak. Acara dimulai lagi dengan perkenalan masing – masing. Diskusi kali ini membahas pendangkalan waduk yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan keramba yang meningkat pesat.
Menurut Bapak Ketua RT, bertani ikan menggunakan keramba baru meningkat pesat 2 tahun ini. Jumlahnya meningkat pesat dari tahun 2007. Sekarang ini jumlah keramba yang ada di waduk sudah ratusan. Bahkan ada 1 orang yang memiliki 40 keramba. Sedangkan untuk lahan pertanian, dikarenakan lahan pertanian menyempit sementara kebutuhan pangan pertanian meningkat, para petani mengambil lahan waduk untuk digunakan sebagai sawah dan ladang. Kedua hal ini memicu pendangkalan di waduk. Selain itu kotoran ikan dan makanan ikan yang tidak termakan dari keramba menjadi limbah dan menumpuk di dasar waduk, mengakibatkan dasar permukaan waduk meningkat. Kotoran ikan yang menumpuk dapat sangat berbahaya. Udara yang terperangkap di tumpukan kotoran ikan itu sewaktu – waktu dapat meledak dan menyebarkan gas beracun yang mematikan ikan – ikan. Pestisida dan pupuk kimia yang tidak terserap tanaman juga sangat berbahaya, karena dapat mengalir menuju waduk dan mencemari air. Oleh karena itu perlu kerjasama dari berbagai pihak untuk mengembalikan kedalaman waduk dan menjaga kelestariannya agar waduk Cengklik tidak hilang.
Nah, setelah mendapat ilmu berharga dari Bapak Ketua RT, giliran panitia yang mengambil alih. Acaranya adalah “Api Unggun”!!! Tetapi sebelum itu, para peserta ditutup matanya dengan slayer dan disuruh menelusuri “jalan tak terlihat”. Dengan dipandu oleh 1 panitia, peserta dipusingkan dengan mengikuti arahannya untuk sampai ke tempat api unggun tanpa melihat jalannya, (kecuali aq, slayernya g nutupi penuh koq..).
Sesampainya di tempat tujuan “yang tak terlihat”, kami didudukkan di atas tanah. Setelah semua peserta terkumpul, slayer dilepas dan… tadaaa… api unggun berkobar di depan kami, yang ternyata udah di depan masjid. Meskipun kebanyakan peserta sudah tahu tujuan dan tempat itu, ada saja peserta yang ketakutan (kalo nyinggung maaf). Kami merapat, panitia dan peserta bercampur menjadi satu mengelilingi api unggun.
“Photo: Flame of Eternal FriendshiPers”
Sekarang para peserta disuruh untuk melakukan pensi (pentas seni) yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tiap kelompok ada 4 orang. Masing – masing menunjukkan kebolehannya. Ada yang bernyanyi, berorasi penuh semangat, drama enga’ jelas. Tapi yang penting kami kompak, makin akrab dengan semuanya dan itu sudah cukup. {Somehow…pelawak style}
“Photo: Black vs White, koq malah Cokelat?”
Setelah pensi, para peserta dan panitia kembali ke rumah. Para peserta segera tertidur pulas setelah menjalani hari yang panjang dan melelahkan. Sementara para panitia rela bergadang di malam yang panjang demi menyusun kejutan untuk peserta esoknya.
=============B=====A======N======G=====U=====N======!=====!====!=========
Pagi hari kedua, Semangad Pagi! Hari ini adalah puncak acara pelantikan dan penerimaan anggota baru yang sudah berlangsung jauh hari sebelumnya. Dan ada sesuatu kejutan untuk peserta, namun hanya panitia dan Tuhan yang tahu. huahahaahhaaa…(devil laugh.., tpi gtw yg ktawa sapa…)
(((bangun , bangun , bangunnnnzzznznznznzzzzzzzzzzzzzz…..)))

No comments:

Post a Comment