Jan 10, 2010

Catatan Perjalanan Pelantikan PRIMORDIA #3

3th, The Final Journey it’s begin! Go to the land in the middle of ocean! And beyond!
Setelah mendapat kartu pers, para peserta beristirahat dan makan siang. Para panitia lalu mengumumkan bahwa sekarang kita akan ke waduk. Kami disuruh mengumpulkan jas hujan, mantel, dan payung yang kami bawa. Barang-barang yang dikumpulkan lalu dibagikan kembali kepada peserta, dengan diacak. Bukan diacak, tapi dibagikan bukan ke orangnya sesuai keinginan panitia. (sedikit terganggu dengan payung “warna patrick star”, tapi terima ajalah…, maaf y klo nyinggung.).
Peserta pun berjalan beriringan dari markas menuju danau dengan dipimpin oleh Mbak Z. Kami melewati desa menuju danau, rute yang sama waktu senam pagi. Hanya saja kali ini kami masuk ke dalam waduk, tidak hanya di pembatasnya. Melewati pematang sawah dan ladang yang berbeda waktunya, menuju pulau (bukit) yang ada di tengah danau, dan dibaliknya. Sampai di pulau, kami berhenti sejenak. Menunggu panitia menyelesaikan persiapan. Dan entah kenapa waktu jalan lagi kami ditempatkan di barisan depan sendiri, di belakang pemandu. (ada yg tw kenapa?)
Setelah pulau, kami melewati bekas lahan sawah yang masih basah dan lembek, yang dikelilingi pematang tinggi kering dan sawah yang sudah siap panen. Kami harus menginjak jejak yang sama dengan yang diinjak Mbak Z. Terdengar suara brusshh tiap kali menginjak lumpur rawa setengah kering tersebut, bersama keluar aroma tanah, enak juga. Lalu, rintangan selanjutnya, kami harus melewati parit kecil yang lumayan licin. Orang yang sudah menyeberang harus membantu orang selanjutnya yang akan menyeberang. Begitu seterusnya hingga semua peserta berhasil menyeberang parit kecil itu.
Sesampainya di seberang parit, kami masih mengikuti pemandu menerobos kumpulan tanaman pinggir waduk yang liar dan kelihatannya berduri. (Tapi kalau harus, ya jalani aja.). Kami pun “diberhentikan” di tengah-tengah tanaman liar tersebut. Kenapa tempatnya harus berpindah-pindah terus? Kami dipindahkan dari tempat pemberhentian pertama, mendekat ke rumput, tapi masih di lapangan tanaman liar. Lalu dipindahkan lagi semakin mendekat. Akhirnya kami dipindah ke lapangan rumput menghadap waduk dengan sunset! di kanan kami. Para peserta ditempatkan sendiri-sendiri secara terpisah. Dan acara pun dimulai…



==============J=========A========N========J=========I=========!===============

4th, I Promise Myself! Demi tanah air ini, demi sahabat, demi cinta, demi mimpi, demi diri sendiri.
Setelah para peserta ditempatkan sedemikian sehingga masing-masing berjarak sekitar 1 meter, para panitia mengelilingi kami. Mbak M berdiri di depan kami membelakangi waduk dan mengatakan kalau ini adalah acara puncak dari semua kegiatan selama ini. Lalu ditanya apakah kami benar-benar siap untuk masuk PRIMORDIA, apakah sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan dihadapi. Mulai dari relain bolos kuliah, cari berita sampai ke pelosok, lembur sampai pagi buat buletin, apakah kalian udah siap dengan hal-hal seperti itu dan pengorbanan lainnya?? …ditanya seperti itu, kami pun hanya diam. Entah kaget, entah bingung, entah bengong, entah diam, entah apa. Panitia lain pun turut bertanya pada kami, apa benar-benar udah siap? Apa benar-benar mau masuk Primor? Apa ikut ini hanya untuk main-main? Apa alasan sebenarnya ikut acara ini? dan apa-apa lainnya. Tapi para peserta masih tetap diam. Kenapa masih molor? ngaret? apa g kasian sama panitianya udah bolak-balik ke sana kemari? … Dan masih tetap diam. {Somehow….comdis style…}
Akhirnya ada salah satu peserta yang berbicara, yaitu Bahr. Dia menuturkan kalo_________(hidden, maap lupa), yang intinya kami ke sini memang niat untuk masuk PRIMORDIA. Peserta lain yang juga berbicara adalah Gin, yang meminta maaf kalau banyak salah dengan panitia. Ada satu peserta lagi yang berbicara, tapi kami lupa siapa orangnya. (Maaf bget y…).
Selang beberapa lama yang juga lupa diisi kehampaan apa, para peserta disuruh berderet sejajar. Para panitia juga berjajar di depan peserta. Lalu Mbak M mengatakan bahwa kami harus bersumpah, di bawah Langit Sore di atas Tanah Air Waduk Cengklik, dengan saksi Sang Surya Tenggelam dan Sang Saka Merah Putih, serta Hati Yang Terjaga dan Dia Yang Satu.
Tanggal 13 Desember 2009, di sini, di tanah tumpah darah ini, kami berjanji,
Dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pengibaran Sang Saka Merah Putih terlebih dahulu, diikuti dengan menirukan kata-kata sumpah yang diucapkan Mbak M, kami bersumpah “{Hidden for Security}”. Kami bersumpah dengan tangan kanan di dada dan penghayatan sungguh-sungguh. Penuh perasaan sekali.
Sumpah selesai. Kami disuruh menutup mata dan meresapi apa yang baru saja kami ucapkan. Hening, hanya terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru, (…dan suara ember beradu air, ketawa ditahan, hembusan angin lewat,). Para peserta masih terpaku di tempat dengan mata tertutup juga perasaan yang campur aduk.
DDDAAAAAAANNNNNNNNN……………………
=======S======U=======R=======P=======R=======I=======S========E=======!=====
BYUUUUURRRRRR……………………………………
Para peserta disiram dengan air lumpur dari waduk. Tiap peserta disiram berkali-kali dengan air waduk, dan masih harus berdiri diam menutup mata. (Perasaan: Jengkel, Mangkel, Biasa aja, Seneng juga, Pingin bales, G tahan,dll, tapi yang pasti, Dingin…). Dan para panitia malah tertawa dan masih terus mengebyur kami. Peserta yang tidak(belum) bisa apa-apa hanya diam saja, padahal tubuhnya kotor penuh lumpur dan bau air waduk, dengan perasaan lebih campur dari rujak gado-gado.
Akhirnya setelah beberapa (banyak) kali gebyuran penuh cinta dari waduk, kami disuruh bersumpah lagi di atas kartu pers kami dan mencium Sang Saka Merah Putih. (Maaf y kalo kami mengotorimu dengan tangan kotor lumpur dan dosa ini.) Satu per satu para peserta meletakkan tangannya di atas kartu pers sementara dan bersumpah dengannya, lalu mencium Sang Saka Merah Putih.
Dan sekarang, saatnya balas dendam!!! Lebih banyak byar byur byar…menuju satu orang, yaitu Mbak M. Entah kenapa semua air di ember mengincar Mbak M. Yang disebut yang tidak menyangka akan terjadi, hanya bisa kaget dan pasrah disiram dari berbagai penjuru mata. Lama kelamaan arah menggila menuju panitia lain. Semua lari terbirit-birit ke segala arah mata. Disertai canda tawa, teriakan air, dan tertawa jahat. (Untung pesertanya enga’ disiram lagi, tapi koq ada yang gebyur kami y mpe kameranya kena air…awas aja mpe rusak, g ad memori di sini…). Setelah hampir semua panitia kena air, kini saatnya melingkar!

=====F====R====I====E====N====D====S====H====I====PP====E====R====S===!=====

5cm, Itu sudah lebih dari cukup. Terima kasih…
Melingkar……semua melingkar. Panitia dan Peserta melingkar memadu. Menyatukan tangan di tengah titik lingkaran dan menuju satu tujuan, PRIMORDIA…. JAYA!!!....
Sesi foto-fotopun dimulai, pengabadian pelantikan anggota baru PRIMORDIA di Waduk Cengklik. Pertama, para anggota baru yang berfoto dengan bendera PRIMORDIA dan Sang Saka Merah Putih. Lalu, anggota lama PRIMORDIA, dan akhirnya semua berfoto bersama.
Yyay…. Happy Ending!!!
Terbayar sudah perjuangan selama 5 bulan, mulai dari perkenalan, platjur I, platjur II, Hunting foto, dan Pelantikan.. Terima kasih semuanya, ini sudah lebih dari cukup.
Terima kasih.

=============E======N======D=======I=======N=======G========!===============

Setelah semua itu, kami kembali ke markas, mandi, solat asar dan maghrib, berkemas-kemas, dan Pulang. Masih, kata yang indah. Melewati Solo-Klaten-Prambanan-Jogja-UGM-Faperta dengan bis ditemani kencang angin malam. Banyak yang tidur kelelahan, tapi entah kenapa kami tidak tidur. Mungkin karena ingin menyaksikan bahwa tadi itu bukan mimpi. Itu adalah kenyataan yang seperti mimpi lalu, namun kan terus membekas pada hati masing-masing, yang takkan pernah sama lagi seperti sebelumnya. Sekali lagi,,
Terima Kasih.

=============================================================================
===============================T H E E N D=================================
=============================================================================




N.B.
Tunggu masih ada lagi, Pesan dan Kesan dan Kritik dan Saran dan Ucapan dan Lain – Lain.
 Terima Kasih sekali bwt semua pihak, panitia, peserta, korban, pelaku, dll yg telah membantu terencananya, terlaksananya, acara ini. Smg acara slanjutnya lebih baik.
 Pertanyaan blum terjawab: Apa perbedaan kecil antara komdis, pelawak, reporter di PRIMORIDA?
 pertama, Reporter slalu mencari berita, sperti para pencari berita yg ada d Primor
 kedua, Pelawak slalu bisa tertawa apapun masalahnya, take it relax, sperti org2 d Primor
 ktiga, Komdis slalu serius, disiplin, galak, sperti klo lagi bikin buletin, apalagi klo udh deadline…
 jadi, klo diliat, smwnya ad d Primor, bener g??
 Ada yg tw jawaban atas apa yg sudah kami tanyakan di catatan perjalanan di atas? klo ad comment y..
 Usul, bwt Lingkaran PRIMORDIA, kalo teriaknya kentring gmana?
 Usul, bwt slogan Primor, klo jadi “Kalo Hanya diam tak bersuara, bwt apa jadi mahasiswa… Kalo hanya bersuara tak berkarya, bwt apa jadi manusia… Kalau hanya berkarya tanpa berekspresi, bwt apa diam?”… nah loh..
 bwt anggota baru, Moga kita bisa tetap d Primor, g ngilang kmana2, n bisa terus berkarya dg bebas..
 Kemerdekaan Berekspresi sudah diproklamasikan. Saatnya Berkarya Berekspresi.

No comments:

Post a Comment