Oct 31, 2010

Dan Angin Kembali dari Perjalanannya..

kembali,
entah berapa lama telah pergi,
tunas berganti semak belukar,
bunga layu pergi menjadi benih,
menyambut angin yang dulu,
namun kini ia tak sama,
kulitnya menua oleh waktu,

hatinya bijak oleh pengalaman,
langkahnya tak selincah dulu.
sekarang ia siap berbagi kisah lagi,
tentang masa-masa yang telah, sedang,
dan akan terlewati.
simaklah ia sesukamu, tapi jangan membenci,
karena hanya dengan cinta semuanya jadi indah.
terima kasih.

Sang Angin.

Mar 22, 2010

Happy World Water Day 22 March!!!

Selamat Hari Air Sedunia! Selamat Hari Emas Biru!

22 April diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Pemikiran ini muncul pada United Nations Conference on Environtment and Development (UNCED) di Rio de Janeiro tahun 1992. 
Mari ubah cara pengelolaan air kita, lebih bijak dan lebih arif, agar lingkungan kita bersih dan air tidak tercemar, sehingga generasi mendatang dapat menikmati air yang bersih, dan sehat. 
Untuk diri sendiri dan orang-orang tercinta, untuk tunas-tunas baru yang lebih baik, untuk bangsa Indonesia ini, dan untuk Bumi biru yang lebih baik!

info dunia mengenai Hari Air Sedunia dapat dilihat di www.worldwaterday.org.

~Rainfall Story~

Mar 7, 2010

Mengalir Menuju Awal...

panas Bumi bertemu panas Mentari,
menciptakan udara membara yang membakar...
menguapkan berjuta embun
peluh dan air mata suka duka...
mengubahnya menjadi kastil-kastil putih tinggi di langit...
lalu menurunkan bermilyar berkah
dan anugerah untuk Bumi yang merana...
menjadikannya segar sejuk hijau biru,
mengalir dari puncak abadi dewa-dewa,
melalui saluran penyambung nyawa
kehidupan pahlawan alam,
menuju tempat ke mana semuanya berakhir,
dan berulang lagi...

Jan 10, 2010

Catatan Perjalanan Pelantikan PRIMORDIA #2

2nd, However, the truth is still missing…let’s hunting for it!
Sesudah bangun telat sekitar jam 5, kami langsung solat subuh di masjid. Acara pertama hari ini adalah walking–walking plus senam olahraga. Dari rumah kami berjalan menyusuri jalan menuju Waduk Cengklik untuk bersenam ria. Entah kenapa hp dan kamera kami “disita” oleh panitia yang berwenang, jadi kami tidak bisa mengabadikan keindahan waduk-sun-rising yang keren banget plus hamparan tanaman yang ditanam petani dan kemilau sinar mentari di riak keramba di waduk (dan ini yg membuat agak gelo…). Ditambah waktu berangkat, saat senam, dan ketika pulang, banyak bikers (baca: pesepeda) terlihat, dengan sepeda-sepeda mereka yang keren – keren dan kekompakan kelompok mereka yang membuat iri.
Walaupun begitu, kami tetap menikmati senam pagi dan jalan-jalan ini. Lumayan, karena kami jarang jalan-jalan di pagi hari di alam terbuka, kami juga mendapat suasana baru yang berbeda dengan kampus. Suasana waduk dan desa pagi hari, kebersamaan yang bersinar. Meskipun masih ada sesuatu yang tersimpan di hati pikiran panitia. Dan itu harus menunggu. (Sssaaaabbbaaarr….)
Sesampainya di rumah, kami beristirahat sejenak dan sarapan. Setelah istirahat, tugas menanti. Kami harus melakukan reportase. Peserta dibagi-bagi lagi menjadi 5 kelompok, 1 kelompok 3 sampai 4 orang. Tiap kelompok temanya berbeda-beda. Kelompok penulis mendapat tema Pendidikan dan Mata Pencaharian penduduk setempat. Waktu yang diberikan sampai jam sepuluh dan harus sudah dalam bentuk artikel jadi. Tiap narasumber harus ada buktinya (foto/video). [Artikel selengkapnya baca di “Minat Belajar yang Rendah, Kerja Buruh, dan Urbanisasi” di sekber Primordia].
Ketika semua kelompok telah menyelesaikan artikelnya, tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, dan panitia memberikan penilaian terhadap artikel tersebut. Rata-rata karena jam terbang-non-layang peserta masih sedikit, jadi artikel yang dihasilkan belum terlalu bagus. Tapi kami kan terus berusaha… {Really…reporter style}.
Setelah penyelesaian+sharing, saat yang ditunggu telah tiba, waktunya hunting…kartu pers. Tiap peserta diberi amplop yang berisi “potongan-potongan” foto panitia yang telah dipotong-potong. Tiap peserta diberi satu potongan foto panitia yang harus ditemukan untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya, dan potongan-potongan lainnya ada di amplop peserta lain. Jadi harus ada kerjasama semua peserta agar sosok yang terpotong-potong itu bisa dikenali.
Sulit juga untuk menemukan pasangan foto yang diacak dan tidak diketahui identitasnya. Kami harus berputar-putar mencari ke setiap amplop foto yang cocok dengan foto 1 milik sendiri. Namun, setelah perjuangan look-and-match ke banyak foto, akhirnya semuanya menemukan sosok tak bernamanya masing-masing. Dari panitia kami mendapatkan sebuah petunjuk untuk menemukan kartu pers, atau petunjuk selanjutnya. Dan pencarian pun dimulai……
Sebenarnya ingin diceritakan kisah perjuangan masing-masing peserta yang penuh tumpah darah dan keringat dalam pencarian ini. Namun, karena ke-tak-terbatasan kata dan kemalasan mulut, maka kisah selengkapnya dipersilakan bertanya pada masing-masing hunter. Ini kisah singkat yang terekam kedua mata.

Catatan Perjalanan Pelantikan PRIMORDIA #1

Catatan Perjalanan Pelantikan PRIMORDIA
Alhamdulillah telah menjadi seorang pers. Walaupun baru magang, yang penting usaha dulu.

1st, We will fight…together. Even small people with strong heart can beat the Kingdom.
Pelantikan anggota baru PRIMORDIA FAPERTA UGM berlangsung di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Di dekat Waduk Cengklik, perbatasan Boyolali-Solo. Pelantikan berlangsung lancar – lancar saja. Meskipun budaya ngaret juga masih berjalan lancar. Acara berlangsung selama 2 hari, dari tanggal 12-13 Desember 2009. Peserta berjumlah 16 orang dengan panitia yang melebihi jumlah itu.
Hari pertama, peserta diberangkatkan dari kampus pertanian tercinta dengan bus kota. Sebelum ke tempat pelantikan, kami terlebih dulu mengunjungi Kantor Produksi Kedaulatan Rakyat di Jalan Jogja-Solo. Di sini kami mendapat informasi tentang sejarah surat kabar, cara memproduksi surat kabar, mengetahui mesin cetak surat kabar kuno yang antik dan masa kini yang super cepat, juga dapat kesempatan difoto fotografer KR dan masuk Koran KR hari Selasa 15 Desember (Asyik masuk koran..).
“Photo: Forget-Old-Not”

Catatan Perjalanan Pelantikan PRIMORDIA #3

3th, The Final Journey it’s begin! Go to the land in the middle of ocean! And beyond!
Setelah mendapat kartu pers, para peserta beristirahat dan makan siang. Para panitia lalu mengumumkan bahwa sekarang kita akan ke waduk. Kami disuruh mengumpulkan jas hujan, mantel, dan payung yang kami bawa. Barang-barang yang dikumpulkan lalu dibagikan kembali kepada peserta, dengan diacak. Bukan diacak, tapi dibagikan bukan ke orangnya sesuai keinginan panitia. (sedikit terganggu dengan payung “warna patrick star”, tapi terima ajalah…, maaf y klo nyinggung.).
Peserta pun berjalan beriringan dari markas menuju danau dengan dipimpin oleh Mbak Z. Kami melewati desa menuju danau, rute yang sama waktu senam pagi. Hanya saja kali ini kami masuk ke dalam waduk, tidak hanya di pembatasnya. Melewati pematang sawah dan ladang yang berbeda waktunya, menuju pulau (bukit) yang ada di tengah danau, dan dibaliknya. Sampai di pulau, kami berhenti sejenak. Menunggu panitia menyelesaikan persiapan. Dan entah kenapa waktu jalan lagi kami ditempatkan di barisan depan sendiri, di belakang pemandu. (ada yg tw kenapa?)
Setelah pulau, kami melewati bekas lahan sawah yang masih basah dan lembek, yang dikelilingi pematang tinggi kering dan sawah yang sudah siap panen. Kami harus menginjak jejak yang sama dengan yang diinjak Mbak Z. Terdengar suara brusshh tiap kali menginjak lumpur rawa setengah kering tersebut, bersama keluar aroma tanah, enak juga. Lalu, rintangan selanjutnya, kami harus melewati parit kecil yang lumayan licin. Orang yang sudah menyeberang harus membantu orang selanjutnya yang akan menyeberang. Begitu seterusnya hingga semua peserta berhasil menyeberang parit kecil itu.
Sesampainya di seberang parit, kami masih mengikuti pemandu menerobos kumpulan tanaman pinggir waduk yang liar dan kelihatannya berduri. (Tapi kalau harus, ya jalani aja.). Kami pun “diberhentikan” di tengah-tengah tanaman liar tersebut. Kenapa tempatnya harus berpindah-pindah terus? Kami dipindahkan dari tempat pemberhentian pertama, mendekat ke rumput, tapi masih di lapangan tanaman liar. Lalu dipindahkan lagi semakin mendekat. Akhirnya kami dipindah ke lapangan rumput menghadap waduk dengan sunset! di kanan kami. Para peserta ditempatkan sendiri-sendiri secara terpisah. Dan acara pun dimulai…